KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunianya sehingga makalah
ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini mempunyai tujuan untuk
menambah pengetahuan mahasiswa dan masyarakat tentang makro ekonomi .
Dalam kesempatan ini saya ucapkan
terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah memberikan kesempatan untuk
membuka kembali wawasan tentang ekonomi
dan tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada teman – teman yang telah
mendukung menyumbangkan pikiran dan tenaganya dalam menyelesaikan makalah ini.
Demikianlah atas kekurangannya
dalam tugas ini. Saya mohon maaf dan saya juga dengan terbuka menerima setiap
kritik dan saran yang membangun dari berbagi pihak supaya isi dalam makalah semakin
bermutu. Dan semoga makalah bermanfaat bagi pembaca khususnya pada mata kuliah
agama.
Palembang, Januari 2015
Penulis

BAB I
Ruang Lingkup Analisis Makro Ekonomi
Teori
atau analisis dasar dalam ilmu ekonomi dibedakan menjadi 2 bentuk mikro ekonomi
dan makro ekonomi Analisis dalam ekonomi mikro pada umumnya meliputi bagian
bagian kecil dari keseluruhan kegiatan perekonomian. Dalam teori mikro ekonomi
yang dianalisis adalah kegiatan seorang konsumen, suatu perusahaan atau suatu
pasar.
Analisis
dalam teori makro ekonomi lebih global atau menyeluruh sifatnya. ZDalam maklro
ekonomi yang diperhatikan adalah tindakan konsumen secara keseluruhan, kegiatan
kegiatan keseluruhan pengusaha dan perubahan perubahan keseluruhan kegiatan
ekonomi. Atas dasar analisis yang berbeda ini ahli ahli ekonomi membedakan
teori teori dasar dalam ilmu ekonomi kepada teori mikro dan makro.
Mikro
ekonomi lebih menitikberatkan kepada analisis mengenai masalah membuat pilihan
untuk :
1.
Mewujudkan efisiensi dalam penggunaan sumber sumber daya.
2.
mencapai kepuasan yang maksimum.
Analisis
analisis dalam makro ekonomi menerangkan tentang :
1.
Bagaimana segi permintaan dam penawran menentukan tingkat kegiatan dalam perekonomian.
2.
Masalah masalah utama yang selalu dhadapi setiap perekonomian
3.
Peranan kebijakan dan campur tangan pemerintah untuk mengatasi masalah masalah
ekonomi yang dihadapi.
Masalah
Utama Dalam Perekonomian.
Masalah
makro ekonomi utama yang akan selalu dihadapi suatu negara adalah :
1.
Masalah Pertumbuhan ekonomi
Perkembangan
kegiatan ekonomi yang berlaku dari waktu ke waktu dan menyebabkan pendapatan
nasional riil semakin berkembang.
2.
Masalah ketidakstabilan ekonomi
3.
Masalah Pengangguran
4.
Masalah kenaikan harga harga
5.
Masalah Neraca perdagangan dan Neraca Pembayaran
Alat
Pengamat Prestasi Kegiatan Ekonomi.
1.
Pendapatan Nasional pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita.
Data Pendapatan Nasional menggambarkan tingkat produksi negara yang dicapai dalam satu tahun tertentu. dan perubahannya dari tahun ke tahun.
Data Pendapatan Nasional menggambarkan tingkat produksi negara yang dicapai dalam satu tahun tertentu. dan perubahannya dari tahun ke tahun.
2.
Penggunaan tenaga kerja dan pengangguran
Pengangguran
: Jumlah tenaga kerja dalam perekonomian yang secara aktif mencari kerja tetapi
belum memperolehnya
3.
Tingkat perubahan harga harga atau inflasi
4. Kedudukan neraca perdagangan, dan neraca
pembayaran.
Neraca Perdagangan : Menggambarkan nilai eksport dan import barang serta perbedaannya dalam periode tertentu Neraca Pembayaran : Informasi yang menunjukkan aliran ke luar masuk keuangan diantara satu negara dg negara lain
Neraca Perdagangan : Menggambarkan nilai eksport dan import barang serta perbedaannya dalam periode tertentu Neraca Pembayaran : Informasi yang menunjukkan aliran ke luar masuk keuangan diantara satu negara dg negara lain
5.
Kestabilan nilai mata uang domistik.
Tujuan
Kebijakan Makro ekonomi.
1.
Menstabilkan kegiatan ekonomi
2.
Mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja ( kesempatan kerja ) tanpa inflasi.
3. menghindari masalah inflasi.
3. menghindari masalah inflasi.
Inflasi
Kenaikan harga harga umum yang berlaku dalam suatu perekonomian dari satu
periode ke periode lainnya.
4.
Menciptakan ekonomi yang teguh.
5.
Mewujudkan kekukuhan neraca pembayaran dan kurs valuta asing.
Bentuk
bentuk Kebijakan makro ekonomi.
1.
Kebijakan Fiskal
Langkah
langkah pemerintah membuat perubahan dalam bidang perpajakan dan pengeluaran
pemerintah dengan maksud
untuk mempengaruhi pengeluaran agregat dalam perekonomian.
Pengeluaran agregat adalah Pembelanjaan yang akan dilakukan dalam perekonomian pada suatu waktu tertentu
untuk mempengaruhi pengeluaran agregat dalam perekonomian.
Pengeluaran agregat adalah Pembelanjaan yang akan dilakukan dalam perekonomian pada suatu waktu tertentu
2.
Kebijakan Moneter.
Meliputi
langkah langkah pemerintah -yang dikeluarkan oleh bank Indonesia untuk
mempengaruhi penawaran uang
dalam perekonomian atau mengubah suku bunga dengan maksud untuk mempengaruhi pengeluaran agregat.
dalam perekonomian atau mengubah suku bunga dengan maksud untuk mempengaruhi pengeluaran agregat.
BAB II
Perhitungan Pendapatan Nasional
Pendapatan nasional adalah
salah satu variable penting dalam pembahasan ekonomi makro. Variabel ini umum
digunakan sebagai indikator tingkat tingkat kemakmuran masyarakat sebuah
perekonomian, kinerja sebuah perekonomian dari waktu ke waktu, melihat struktur
perekonomia suatu Negara, membandingkan perekonomian Negara satu dengan
perekonomian Negara lain, dan sebagainya. Dalam lingkup lain (skala daerah)
variable ini dinamakan pendapatan regional, yang manfaatnya menyerupai
pendapatan nasional.
Istilah pendapatan nasional
merupakan terjemahan dari national income atau lengkapnya National income
account. Pendapatan nasional tidak hanya menghitung pendpatan secara nasional
saja, tetappi juga menghitung pengeluaran secara nasional bahkan produksi
barang dan jasa secara nasional. Perhitungan tersebut dilakukan secara
periodic,biasanya dalam satuan waktu tahunan atau quartalan. Karena pendapatan
nasional dapat berarti seluruh pendapatan, seluruh pengeluaran, atau seluruh
produksi barang dan jasa, maka perhitungannya dpat dilakukan berdasarkan tiga
jenis kegiatan ekonomi tersebut.antara lain pendekatan pendapatan atau income
approach , pendekatan pengeluaran atau expenditure approach dan pendekatan
produksi atau production approach. Ketika pendekatan tersebut akan menghasilkan
nilai yang sama besarnya.
1.
Pendekatan pendapatan (income approach)
Perhitungan pendapatan nasional dengan
pendekatan pendapatan adalah menjumlahkan seluruh pendapatan atau penghasilan
pelaku ekonomi dalam suatau Negara pada periode tertentu. Untuk memudahkan
perhitungan maka, penerima pendapatan dikelompokkan berdasarkan jenis
fktor produksi yang dimilikinya.
Terdapat
empat macam pemilik faktor produksi yaitu:
a.
Pemilik faktor produksi tenaga kerja memiliki pendapatan berupa upah ( wedges)
b.
Pemilik faktor produksi tanah memiliki pendapatan berupa sewa (rent)
c.
Pemilik faktor produksi modal memiliki pendapatan berupa bunga (interest)
d.
Wiraswastawan (entrepreneur) memiliki pendapatan berupa laba (profit)
Secara
sistematis dapat dituliskan sebagai berikut :
Y
= Yw + Yr + Yi + Yp
Keterangan
:
Y
= Pendapatan Nasional
Yw
= Pendapatan berupa upah
Yr
= Pendapatan berup sewa
Yi
= Pendapatan berupa bunga
Yp
= Pendapatan berupa laba atau profit
Jika pelaku ekonomi yang dihitung
tersebut didasarkan atas wilayah tempat mereka melakukan kegiatan ekonomi maka
pendapatannya disebut pendapatan domestic bruto (gross domestic / GDI ) GDI
menghitung pendapatan selaku seluruh pelaku ekonomi di wilayah Negara
GDI menghitung pendapatan seluruh
pelaku ekonomi diwilayah Negara tanpa membedakan kewarganegaraan pelaku
tersebut jika yang dihitung adalah pendapatan seluruh warga Negara diwilayah
Negara tersebut dan yang berada di Negara lain, tanpa memasukkan pendapatan
warga Negara asing di wilayah Negara tersebut maka disebut pendapatan
nasionalbruto. Sebutan bruto digunakan apabila belum dikurangi dengan penyusutan
barang modal. Jika telah dikurangi maka sebutan bruto berubah menjadi netto.
GNI yang telah dikurangi dengan penyusutan disebut pendapatan nasional atau
national income (NI)
2.
Pendekatan Pengeluaran (Expenditure Approach )
Pendekatan pengeluaran adalah menjumlahkan
seluruh pengeluaran atau belanja pelaku ekonomi dalam suatu Negara selama
periode tertentu untuk memudahkan perhitungan maka pelaku pengeluaran
dalam pereko nomian dikelompokkan sebagai berikut :
a.
Kelompok rumah tangga perseorangan mempunyai pengeluaran dalam bentuk
pengeluaran konsumsi perseorangan dan rumah tangga (personal consumption
expenditure). Pengeluaran ini meliputi konsumsi untuk barang-barang tahan lama
dan yang tidak tahan lama.
b.
Kelompok perusahaan mempunyai pengeluaran dalam bentuk pengeluaran investasi
domestik bruto (gross private domestic investment). Pengeluaran ini terdiri
atas investasi untuk bangunan-bangunan baru, alat- alat produksi yang tahan
lama, serta persediaan barang-barang oleh perusahaan.
c.
Pemerintah mempunyai pengeluaran dalam bentuk konsumsi pemerintah (government
purchases of goods and services). Pengeluaran ini terdiri atas pengeluaran
pemerintah pusat dan daerah.
d.
Sektor luar negeri mempunyai penerimaan berupa ekspor dan pengeluaran
berupa impor. Selisih ekspor dengan impor merupakan net ekspor.
Secara
matematis dapat dituliskan sebagai berikut ;
Y
= C + I + G + (X-M)
Keterangan
: Y = pendapatan nasional
C
= pengeluaran konsumsi perseorangan dan rumah tangga
I
= pengeluaran investasi domestic bruto
G
= pengeluaran konsumsi pemerintah
X
= penerimaan dari ekspor
M
= pengeluaran dari impor
3.
Pendekatan produksi (production approach)
Pendekatan
produksi adalah menjumlahkan seluruh nilai produk akhir barang dan jasa (final
goods and services), dalam suatu Negara selama periode tertentu.
Pendekatan
produksi digunakan untuk menentukan besarnya pendapatan Nasional dengan cara
menjumlahkan nilai produksi yang dihasilkan oleh sector-sektor produktif.
Untuk Indonesia sector produktif terdiri atas 9 atau bisa juga 11 lapangan
usaha atau yang digunakan oleh BPS Indonesia yang meliputi :
a.
Pertanian/ Agriculture
b.
Pertambangan dan Penggalian / MInning and Quarrying
c.
Industri pengolahan / Manufacturing Industries
d.
Listrik, gas, dan air bersih / Electric, gas and Water supply
e.
Bangunan / Contruction
f.
Perdagangan Restoran dan hotel / trade, Restaurant and hotel
g.
Pengangkutan dan komunikasi / Transportation and communication
h.
Keuangan, Persewaan Bangunan dan jasa perusahaan / Finance, Rent of Building,
and Bussiness service
i.
Jasa-jasa / Service
Secara
matematis pendapatan nasional ini dituliskan sebagai berikut :
N
Y
= ∑ Qi Pi
I
=1
Keterangan
: Y = pendapatan nasional
Qi
= jumlah barang dan jasa
Pi
= harga per unit barang dan jasa
Untuk
menghindari terjadinya perhitungan ganda dalam metode ini maka yang dilakukan
adalah hanya menjumlahkan nilai tambah dari masing – masing sector produksi
tersebut / menjumlahkan nilai akhir dari hasil produksi tersebut.
Contoh
menghitung nilai tambah bruto adalah sebagai berikut ( harga bersih ) :
Ø
Tebu / 2,5 kg dijual Rp. 2500
Ø
2,5 kg diolah menjadi gula / kg dijual Rp. 4000
Ø
Gula / kg diolah menjadi gulali dijual Rp. 6000
Berdasarkan
informasi tersebut maka besarnya nilai tambah bruto dari kegiatan menjual sejak
tebu menjadi gulali adalah :
Rp
. 2500 + ( Rp. 4000 – Rp . 2500) + ( Rp . 6000 – Rp . 4000 )
=
Rp . 2500 + Rp . 1500 + Rp . 2000
=
Rp . 6000 .
Perhatikan
bahwa nilai ini sama dengan nilai gulali . inilah yang dimaksud dengan nilai
tambah bruto dari suatu produk.
PDB
(Produk Domestik Bruto ) = Hasil perhitungan dengan menggunakan pendekatan
produksi
PDB
mencakup barang dan jasa yang sedang diproduksi. PDB tidak temasuk transaksi
yang melibatkan barang barang yang diproduksi pada masa lalu.
PDB
mengukur nilai produksi di dalam batas batas wilayah geografis suatu Negara.
PDB
mengukur nilai produksi yang dilakukan dalam rentang waktu tertentu.
Masalah
PDB
Permasalahan PDB terletak
pada pembandingan tingkat kemakmuran atau kesejahteraan suatu negara dari tahun
ke tahun , akan terjadi bias jika kita salah menggunakan perhitungan PDB .
Keterbatasan
Perhitungan PDB
PDB tidak memasukan memasukan
transaksi yang terjadi pada “underground economy” (perekonomian bawah tanah).
Perekonomian seperti sektor informal atau sektor illegal seperti penjualan
narkoba , dan sektor lain yang sulit tercatat oleh negara tidak masuk dalam
perhitungan PDB . Ini menyebabkan nilai PDB cenderung dapat undervalued (lebih
rendah) dari yang seharusnya .
PDB tidak selalu mencerminkan
ukuran kesejahteraan sosial suatu Negara PDB hanya mngukur berapa banyak output
yang diproduksi di suatu negara dan bagaimana sturktur serta perkembangannya
antarwaktu . Untuk mengukur kemakmuran suatu negara , PDB merupakan indikator
yang cukup baik . Akan tetapi , kesejahteraan suatu negara lebih kompleks dari
hanya sekedar pendapatan yang tinggi . Beberapa indikator untuk menunjukan
tingkat kesejahteraan adalah tingkat pengangguran , tingkat kematian ibu dan
bayi , angka harapan hidup , tingkat buta huruf , dan lain-lain perlu
diperhatikan juga .
PDB tidak mencerminkan
pemerataan pendapatan. Nilai PDB suatu negara tidak dapat menunjukan apakah
pendapatan nasional tersebut terbagi secara merata diantara penduduknya atau
tidak . Bebarapa negara mengalami ketimpangan ekonomi yang besar dengan
sebagian kecil penduduk menikmati sebagian besar PDB . Beberapa indikator lain
perlu digunakan untuk melengkapi data PDB yang menunjukan ketimpangan yang
terjadi, salah satunya adalah Koefisien Gini.
BAB
III
PENENTUAN KEGIATAN EKONOMI MENURUT
PANDANGAN KLASIK, KEYNES DAN
PENDEKATAN MASA KINI
Ø Aspek- aspek yang dibandingkan oleh kaum klasik dan Keynes
adalalah (i) faktor yang menentukan suku bunga, (ii) faktor yang menentukan
tingkat kegiatan ekonomi Negara, dan (iii) pandangan klasik mengenai operasi
pasaran buruh dalam system pasaran bebas dan kritik Keynes keatas pandangan
ini.
Ø Menurut ahli-ahli ekonomi klasik suku bunga ditentukan oleh
keinginan masyarakat untuk melakukan penabungan dan keinginan pengusaha untuk
meminjam dana modal untuk melakukan investasi. Fleksibilitas suku bunga akan
mewujudkan keadaan di mana jumlah tabungan yang diwujudkan dalam perekonomian
pada ketika kesempatan kerja penuh di capai adalah sama dengan investasi yang
akan dilakukan para pengusaha.
Ø Kemungkinan bahwa pada kesempatan kerja akan berlaku keadaan
tabungan masyarakat akan sama dengan investasi para pengusaha menyebabkan ahli
ekonomi klasik berkeyakinan “supply
creates its own demand” yang berarti dalm perekonomian tidak berlaku
masalah kekurangan agregat. Walaupun terdapat kemungkinan kekurangan permintaan
agregat dan pengangguran,keadaan ini hanya bersifat sementara. Mekanisme pasar
akan mengembalikan tingkat kegiatan ekonomi pada kesempatan kerja penuh karena
terwujudnya fleksibilitas suku bunga, tingkat upah, dan tingkat harga.
Ø Teori klasik juga menerangkan bahwa fleksibilitas tingkat
upah akan mewujudkan kesempatan kerja penuh. Apabila pada satu tingkat upah
nominal tertentu terjadi pengangguran, akan beerlaku penyesuaian dalam pasar
tenaga kerja. Tingkat upah akan turun dan permintaan tenaga kerja bertambah.
Pada akhirnya, pada tingkat upah yang lebih rendah, permintaan dan penawaran
tenaga kerja akan seimbang kembali dan kesempatan kerja penuh tercapai kembali.
Ø Berdasarkan kepada keyakinan bahwa kesempatan kerja penuh
akan selalu tercapai, ahli-ahl;I ekonomi klasik seterusnya berkeyakinan bahwa
tingkat put put Negara (pendapatan nasional) ditentukan oleh kemampuan
faktor-faktor produksi dlam suatu Negara menghasilkan barang dan jasa. Semakin
besar kemampuan faktor-faktor produksi menghasilkan barang dan jasa, semakin
besar pula pendapatan nasional yang diciptakan. Kemampuan suatu Negara dalam
menghasilkan pendapatan nasional dapat dinyatakan dengan menggunakan persamaan
berikut
Y = f
(K,L,R,T)
Dimana :
K adalah
jumlah barang modal yang tersedia.
L adalah
juml;ah dan kualitas tenaga kerja.
R adalah
kekayaan alam dan sumber alam lain yang digunakan.
T adalah
tingkat teknologi.
Ø Pandangan klasik dikritik oleh Keynes. Dalam mengkritik
pandangan klasik, Keynes mengemukakan pandangan lain mengenai aspek yang
dikritiknya. Kritik Keynes dan pandangannya yang berhubungan dengan kritik
tersebut adalah :
i.
Keynes berpendapat bahwa tabungan
bukan ditentukan oleh suku bunga tetapi oleh tingkat pendapatan masyarakat.
Makin tinggi pendapatan, makin tinggi pula tabungan.
ii.
Keynes berpendapat sauku bunga bukan
ditentukan oleh penawaran dana untuk tabungan dan permintaan dana untuk
investasi. Menurut Keynes suku bunga ditentukan oleh permintaan dan penawaran
uang.
iii.
Menurut ahli-ahli ekonomi klasik
tingkat upah adalah fleksibel. Hal ini akan menjamin keadaan dimana permintaan
tenaga kerja akan sama dengan penawaran tenaga keerja.oleh sebab itu kesempatan
kerja penuh akan selalu berlaku. Menurut Keynes tingkat upah tidak fleksibel.
Walaupun terdapat banyak pengangguran tingkat upah tidak akan turun dan
pengangguran tetap wujud.
Ø Berdasarkan kritik-kritiknya, Keynes selanjutnya
mengemukakan suatu teori mengenai penentuan kegiatan ekonomi dan penentuan kesmpatan
kerja dan peranan uang dalm mempengaruhi kegiatan ekonomi. Pandangan ini
diterangkan dalam buku “the general
theory of employment, interest and money” menurut pandangan Keynes, tingkat
kegiatan ekonomi ditentukan oleh permintaan efektif, yaitu pengeluaran agregat
yang akan wujud dalam suatu perekonomian dalam suatu waktu tertentu.
Pengeluaran agregat dalam perekonomian
dapat dibedakan kepada 4 komponen : konsumsi rumah tangga, investasi
perusahaan, pengeluaran pemerintah atau ekspor. Magnitude (nilai pengeluaran) dari keempat komponen pengeluaran
agregat ini akan menentukan kegiatan perekonomian, kesempatan kerja dan
pendapatan nasional.
Ø Sejak penerbitan buku the
general theory, analisis makroekonomi semakin berkembang. Terdapat
pemikiran-pemikiran baru yang mengkritik dan menyokong pandangan Keynes.
Analisis yang berhubungan dengan makaroekonomi sesudah Keynes dapat dibedakan
kepada 4 pemikiran yaitu golongan monetaris, golongan ekspektasi rasional,
golongan segi penawaran dan golongan Keynesian baru. Pandangan-pandangan baru
tersebut sangat mempengaruhi analisis makroekonomi yang wujud sekarang ini.
Pendekan baru dalam analisis
makroekonomi menggunakan grafik AD-AS. Kurva AD dan kurva AS akan menentukan
tingkat kegiatan ekonomi yang dicapai, pendapatan nasional yang diwujudkan dan
tingkat kesempatan kerja yang tercapai. Kurva permintaan agregat AD ditentukan
oleh pengeluaran agregat (AE) dan keseimbangan permintaan dan penawaran uang.
Sedangkan penawaran agregat AS menggambarkan jumlah barang yang akan
diproduksikan dan ditawarkan sektor perusahaan pada berbagai tingkat harga.
Keseimbangan AD-AS, atau keseimbangan makroekonomi, akan menentukan pendapatan
nasional yang dicapai dan tingkat harga yanga berlaku.
BAB IV
KESEIMBANGAN
EKONOMI DUA SEKTOR
Hubungan antara Konsumsi dan Pendapatan
Terdapat beberapa faktor yang
menentukan tingkat pengeluaran rumah tangga (secara seunit kecil atau dalam
keseluruhan ekonomi). Yang terpenting dalam perekonomian dua sektor adalah
pendapatan rumah tangga. Tabel yang menggambarkan hubungan di antara konsumsi
rumah tangga dan pendapatan dinamakan daftar (skedul) konsumsi. Daftar konsumsi
pada dasarnya menggambarkan besarnya konsumsi rumah tangga pada tingkat
pendapatannya yang berubah-ubah.
Misalnya, seperti dapat dilihat
dalam tabel 1.1, pada waktu pendapatan seseorang adalah Rp.500 ribu konsumsinya
adalah Rp.500 ribu, pada waktu pendapatanya Rp.900 ribu konsumsinya Rp. 800
ribu, tabel 1.1 secara terperincih menunjukan hubungan di antara tingkat
pendapatan disposebel dengan pengeluaran konsumsi dan tabungan rumah tangga.
Fungsi Konsumsi dan Fungsi Tabungan
Dalam analisis makro ekonomi yang
lebih penting bukanlah melihat konsumsi dan tabungan suatu rumah tangga, tetapi
melihat konsumsi dan tabungan dari semua rumah tangga dalam perekonomian.
Pengeluaran konsumsi dari semua rumah tangga dalam perekonomian dinamakan
konsumsi agregat dan tabungan semua rumah tangga dalam perekonomian dinamakan
tabungan agregat.
1. Ciri-ciri Fungsi Konsumsi dan
Tabungan
Sebelum menerangkan ciri-ciri fungsi
konsumsi dan fungsi tabungan terlebih dahulu perlu didefinisikan arti dari
istilah fungsi konsumsi dan fungsi tabungan.
a. Fungsi konsumsi adalah suatu kurva
yang menggambarkan sifat hubungan diantara tingkat konsumsi rumah tangga dalam
perekonomian dengan pendapatan nasional perekonomian tersebut.
b. Fungsi tabungan adalah suatu kurva
yang menggambarkan sifat hubungan diantara tingkat tabungan rumah tangga dalam
perekonomian dengan pendapatan nasional perekonomian tersebut.
2. Penentu-penentu Lain Konsumsi dan
Tabungan
a. Kekayaan yang telah terkumpul.
b. Suku bunga.
c. Sikap berhemat.
d. Keadaan perekonomian.
e. Distribusi pendapatan.
f. Tersedia tidaknya dana pensiun yang
mencukupi.
Investasi (Penanaman Modal)
1. Definisi dan arti Investasi
Investasi atau penanaman modal
merupakan komponen kedua yang menentukan tingkat pengeluaran agregat. Dengan
demikian investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran atau perbelanjaan
penanam-penanam modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan
perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang
dan jasa yang tersedia dalam perekonomian.
2. Fungsi investasi
Kurva yang menunjukan perkaitan di antara tingkat investasi
dan tingkat pendapatan nasional dinamakan fungsi investasi.
3. Penentu-penentu tingkat Investasi
a. Ramalan keadaan perekonomian di masa
depan.
b. Perubahan dan perkembangan
teknologi.
c. Efek pertumbuhan pendapatan
nasional.
d. Keuntungan perusahaan.
PENENTUAN TINGKAT KEGIATAN EKONOMI
Analisa makro ekonomi biasanya tidak
memberikan gambaran yang sangat rumit mengenai aliran-aliran pendapatan yang
sebenarnya berlaku di dalam kenyataan. Gambaran semacam itu tidak diperlukan
dalam analisa ekonomi, karena dengan menyederhanakan gambaran itu telah dapat
ditunjukkan corak kegiatan yang terjadi dalam suatu perekonomian. Gambaran yang
paling sederhana dari kegiatan dalam sesuatu perekonomian ditunjukkan oleh
aliran-aliran pendapatan diantara dua faktor ekonomi yang pertama, yaitu sektor
rumah tangga dan sektor perusahaan.
Faktor yang Mempengaruhi Tingkat
Kegiatan Ekonomi
Oleh karena dalam perekonomian tidak
terdapat kekurangan permintaan, menurut pandangan ahli-ahli ekonomi klasik
dimana tingkat kegiatan ekonomi akan di capai tergantung kepada kemampuan
sector perusahaan untuk memproduksi barang-barang dan jasa-jasa. Kesanggupan
ini dibatasi oleh banyaknya faktor produksi yang tersedia dalam perekonomian
itu. Oleh sebab itu menurut ahli-ahli ekonomi klasik sampai dimana sesuatu
perekonomian dapat memproduksikan barang-barang dan jasa-jasa dapat ditentukan
dengan menggunakan rumus berikut :
Y = f
(K,L,Q,T)
Keterangan :
Y
: Pendapatan nasional
K
: Jumlah seluruh barang modal
L
: Jumlahseluruh tenaga kerja
Q
: Jumlah kekayaan alam yang di gunakan
T
: Tingkat teknologi yang digunakan
Perubahan keseimbangan dan multiplier
Dari satu periode ke periode lainnya
keseimbangan pendapatan nasional akan selalu mengalami perubahan. Dalam
perekonomian dua sektor perubahan tersebut disebabkan oleh perubahan dalam
investasi. Perkembangan teknologi, misalnya akan menambah investasi dan
investasi yang bertambah akan memindahkan pengeluaran agregat ke atas.
Analisis mengenai multiplier bertujuan untuk menerangkan
pengaruh dari kenaikan atau kemerosotan dalam pengeluaran agregat keatas
tingkat keseimbangan dan terutama keatas tingkat pendapatan nasional.
BAB V
KESEIMBANGAN
EKONOMI TIGA SEKTOR
Pengertian
Sistem Perekonomian Tiga Sektor
Sistem perekonomian tiga sektor terdiri dari sektor – sektor rumah tangga
perusahaan dan pemerintah. Campur tangan pemerintah menimbulkan dua perubahan
penting dalam proses penentuan keseimbangan pendapatan nasional diantaranya
pungutan pajak akan mengurangi pengeluaran agregat melalui pengeluaran keatas
konsumsi rumah tangga dan pajak memungkinkan pemerintah melakukan perbelanjaan
dan hal tersebut akan menaikkan perbelanjaan agregat. Perekonomian tiga sektor
dapat dijelaskan sebagai berikut :
A.
Aliran Pendapatan Dan Syarat Keseimbangan
1.
Aliran pendapatan dan pengeluaran
Campur tangan pemerintah dalam perekonomian akan menimbulkan tiga jenis
aliran baru dalam sirkulasi aliran pendapatan. Tiga jenis aliran yang baru
tersebut adalah :
1) Pembayaran pajak oleh rumah tangga dan perusahaan kepada pemerintah.
Pembayaran pajak tersebut menimbulkan pendapatan kepada pihak pemerintah. Ia
merupakan sumber pendapatan pemerintah yang terutama.
2) Pengeluaran dari sektor pemerintah ke sektor perusahaan. Aliran ini
menggambarkan nilai pengeluaran pemerintah keatas barang-barang dan jasa yang
diproduksikan oleh sektor perusahaan.
3) Aliran pendapatan dari sektor pemerintah sektor rumah tangga. Aliran itu
timbul sebagai akibat dari pembayaran keatas konsumsi faktor-faktor produksi
yang dimiliki sektor rumah tangga oleh pemerintah.
Pembayaran oleh sektor perusahaan sekarang dapat dibedakan menjadi dua
jenis, yaitu :
1) Pembayaran kepada sektor rumah tangga sebagai pendapatan kepada
faktor-faktor produksi
2) Pembayaran pajak pendapatan perusahaan kepada pemerintah.
Pendapatan yang diterima rumah tangga sekarang berasal dari dua sumber
yaitu :
1) Dari pembayaran gaji dan upah, sewa, bunga dan utang oleh perusahaan
2) Dari pembayaran gaji dan upah oleh pemerintah.
2.
Syarat keseimbangan
Keseimbangan:
Y = AE, atau Y = C + I + G
Keterangan:
Y : penawaran agregat
AE :
pengeluaran agregat
C : konsumsi rumah tangga
I : investasi perusahaan
G : pengeluaran pemerintah membeli barang dan
jasa
Jika C dikurangi dari setiap ruas, maka dalam
perekonomian tiga sektor I dan G adalah suntikan kedalam sirkulasi aliran
pendapatan, sedangkan S dan T adalah kebocoran. Sebagai kesimpulan dapatlah dirumuskan bahwa dalam perekonomian tiga sektor
yang mencapai keseimbangan akan berlaku keadaan : I + G = S + T
Contoh :
Jika diket: C =
60 + 0,75 Y dan S = 0,25 Y - 100
I = 120
G = 60
Hitung Y
keseimbangan!
(Ingat
persamaan C diatas untuk pajak tetap T = 40)
Jawab :
Y = C + I + G
Y = 60 + 0,75 Y
+ 120 + 60
Y = 0,75 Y +
240
Y – 0,75 Y =
240
0,25 Y = 240
Y = 960
I + G = S + T
120 + 60 = 0,25
Y – 100 + 40
180 = 0,25 Y –
60
Y = 960
B.
Jenis Pajak
Pajak adalah
iuran wajib yang dibayar oleh wajib pajak berdasarkan norma-norma hukum untuk
membiayai pengeluaran kolektif guna meningkatkan kesejahteraan umum yang balas
jasanya tidak diterima secara langsung.
Secara
menyeluruh pengelompokan pajak dilakukan berdasarkan tiga faktor yaitu sebagai
berikut:
1.
Berdasarkan Pihak Yang Menanggung
Berdasarkan
pihak yang menaggung, pajak dibedakan menjadi pajakk langsung dan pajak tidak langsung
a.
Pajak Langsung
Pajak langsung
adalah pajak yang pembayarannya harus di tanggung sendiri oleh wajib pajak dan
tidak dapat dialihkan kepada pihak lain. Pajak langsung merupakan pajak yang
dikenakan terhadap wajib pajak pribadi atau perorangan dan badan yang harus
dibayar secara periodik berdasarkan surat ketetapan pajak. Contohnya Pajak
Penghasilan (PPH) dan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).
b.
Pajak Tidak
Langsung
Pajak
tidak langsung adalah pajak yang
pembayarannya dapat dialihkan kepada pihak
lain. Pajak tidak langsung merupakan pajak yang dikenakan terhadap
setiap perbuatan atau peristiwa ekonomi dan dipungut tanpa surat ketetapan
pajak. Contoh pajak tidak langsung adalah Pajak Penjualan(PPn), Pajak
Pertambahan Nilai ( PPN), Bea Materai, dan Cukai.
2.
Berdasarkan Pihak Yang
Memungut
Berdasarkan
pihak yang memungut, pajak dibedakan menjadi pajak negara dan pajak daerah.
a.
Pajak Negara
Pajak negara
atau pajak pusat adalah pajak yang dipungut pemerintah pusat. Pajak pusat
merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang akan digunakan untuk
pembiayaan pembangunan. Pajak pusat diatur dalam suatu peraturan yang disebut
undang-undang tentang perpajakan nasional. Pelaksanaan pemungutannya dilakukan oleh
Direktorat Jenderal Pajak. Contoh pajak negara adalah Pajak Bumi dan Bangunan
(PBB), Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjalan
(PPn), dan Bea Materai
b.
Pajak Daerah
Pajak daerah
pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah. Pajak daerah merupakan salah satu
sumber penerimaan pemerintah daerah.
Setiap daerah mempunyai objek pajak tersendiri. Hal ini sesuai dengan peraturan
daerah masing-masing. Pajak daerah diatur dalam suatu peraturan yang disebut
peraturan daerah (PERDA).Pelaksanaa
pemungutannya dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah. Contoh pajak daerah
adalah iuran kebersihan, retribusi masuk terminal, pajak tontonan, pajak
reklame retribusi parkir, dan retribusi galian pasir.
3.
Berdasarkan sifatnya
Berdasarkan
sifatnya, pajak dibedakan menjadi pajak subjektif dan pajak objektif
a.
Pajak subjektif
Pajak Subjektif adalah pajak
ysng memperhatikan kondisi/keadaan wajib pajak. Dalam hal ini penentuan
besarnya pajak harus ada alasan objektif yang
berhubungan
erat dengan kemammpuan membayar wajib pajak. Jenis pajak yang termasuk pajak
subjektif ialah Pajak Penghasilan (PPh).
b.
Pajak Objektif
Pajak objektif
adalah pajak yang berdasarkan pada objeknya tanpa memperhatikan keadaan wajib
pajak. Jenis pajak yang termasuk dalam pajak objektif adalah Pajak Pertambahan
Nilai (PPN), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), dan
Pajak Penjualan Barang Mewah (PPn-BM).
Unsur-Unsur Pajak
Terdapat unsur
penting yang terdapat dalam pajak yaitu subjek pajak, objek pajak, dan tarif
pajak.
1.
Subjek Pajak
Subjek pajak
yang disebut juga wajib pajak adalah orang atau badanyang menurut ketentuan
wajib membayar pajak kepada negara. Menurut ketentuan setiap wajib pajak harus
memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
yang diperoleh dengan cara mendaftarkan diri kepada Kantor Pelayanan Pajak
(KPP) diwilayah dimana wajib pajak berkedudukan atau bertempat tinggal.
Selanjutnya, setiap wajib pajak harus
mengisi formulir Surat Pemberitahuan T
ahunan (SPT) dan menyampaikannya kepada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) di wilayah
dimana wajib pajak berkedudukan atau bertempat tinggal. SPT merupakan
perhitungan pajak terutang dalam satu tahun pajak, biasanya selama 12 bulan.
2.
Objek Pajak
Objek pajak
adalah semua penghasilan yang benar-benar diterima atau diperoleh, baik dari
kegiatan usaha maupun dari luar kegiatan usaha. Contohnya, laba usaha setelah
dikurangi dengan biaya-biaya, gaji, honorarium, hasil sewa, bonus, komisi, dan
bunga.
3.
Tarif Pajak
Tarif pajak
adalah dasar pengenaan besarnya pajak yang harus dibayar oleh subjek pajak
terhadap objek yang menjadi
tanggungannya. Tarif pajak
biasanya berupa persentase (%).
Secara umum, besar kecilnya pajak yang
dibayar ditetapkan atau dihitung dengan sistem tarif proporsional, progresif,
dan degresif.
a.
Tarif
Proporsional
Tarif
proporsional adalah tarif pajak yang presentasenya tetap/sama untuk setiap
jenis objek pajak. Semakin besar pendapatan yang diterima wajib pajak, maka
semakin besar pula pajak yang harus dibayar. Sebaliknya, jika penghasilan
kecil, maka pajak yang dibayar pun kecil.
b. Tarif Progresif
Tarif Progresif adalah tariff pajak yang
presentasenya semakin besar jika objek pajak bertambah. Semaki besar pendapatan
yang diterima wajib pajak, maka semakin besar presentase paja yang harus
dibayar.
c. Tarif Degresif
Tarif Degresif adalah presentase tarif pajak
yang semakin rendah jika objek pajak semakin bertambah. Semakin tinggi
penghasilan wajib pajak justru semakin rendah presentase pajak yang harus
dibayarnya.
C.
Efek Pajak Terhadap Konsumsi Dan
Tabungan
Dalam
perekonomian yang telah mengenakan pajak, perhubungan diantara pendapatan
disposibel dan pendapatan nasional dapat dinyatakan secara berikut:
Pendapatan
disposibel (Yd) = Pendapatan nasional (Y) – Pajak (T)
Penurunan pendapatan disposebel akan mengurangi konsumsi dan tabungan rumah
tangga. Hal ini disebabkan karena pajak yang dibayarkannya mengurangi
kemampuannya untuk melakukan pengeluaran konsumsi dan menabung. Pajak yang
dipungut akan mengurangi pendapatan disposibel sebanyak pajak yang dipungut.
Penurunan pendapatan disposibel menyebabkan pengeluaran konsumsi dan tabungan
rumah tangga akan berkurang pada berbagai tingkat pendapatan. Walaupun bentuk
sistem pajak yaitu pajak tetap pemungutan pajak akan mengakibatkan konsumsi dan
tabungan rumah tangga berkurang sebanyak yang ditentukan oleh persamaan
berikut:
ΔC=MPCxT
ΔS = MPS x T
ΔS = MPS x T
1.
Pengeluaran Pemerintah
Pajak yang diterima pemerintah akan digunakan untuk membiayai berbagai
kegiatan pemerintah. Dinegara-negara yang sudah sangat maju, Pajak adalah
sumber utama dari pembelanjaan pemerintah, sebagian dari pengeluaran pemerintah
adalah untuk membiayai administrasi pemerintahan dan untuk membiayai
kegiatan-kegiatan pembangunan, membayar gaji pegawai-pegawai pemerintah,
membiayai sistem pendidikan dan kesehatan rakyat, membiayai pembelanjaan untuk
angkatan bersenjata dan membiayai berbagai jenis infrastruktur yang penting
artinya dalam pembangunan adalah beberapa bidang penting yang akan dibiayai
pemerintah.
2.
Penentu-Penentu Pengeluaran Pemerintah
a.
Proyeksi jumlah pajak yang di terima: Dalam menyusun
anggaran belanja pemerintah harus terlebih dahulu membuat proyeksi mengenai
jumlah pajak yang akan diterimanya. Makin banyak jumlah pajak yang akan dapat
di kumpulkan, makin banyak pula perbelanjaan pemerintah yang akan di lakukan.
b.
Tujuan-tujuan ekonomi yang ingin dicapai: Mengatasi
masalah pengangguran, menghidari inflasi dan mempercepat pembangunan ekonomi.
Untuk mempercepat kegiatan tersebut seringkali membelanjakan uang yang lebih
besar dari pendapatan yang di peroleh oleh pajak.
c.
Pertimbangan politik dan keamanan: Pertimbangan-pertimbangan politik dan
kestabilan negara selalu menjadi salah satu tujuan penting dalam menyusun
anggaran belanja pemerintah. Kekacauan politik, keamanan. Keadaan seperti itu akan menyebabkan kenaikan perbelanjaan pemerintah yang
sangat besar.
D.
Multiplier Dalam Perekonomian Tiga Sektor
Perekonomian tiga sektor di lambangkan
Ø Y = C + I +
G
Y = C0 + bYd
+ I + G
Y = C0 + b(Y – T) + I + G
Y = C0 + bY – bT + I + G
Y = 1/(1-b) (C0 – bT + I + G)
Ø I + G = S +
T
I + G = - C0
+ (1 – b)Yd + T
I + G = - C0
+ (1 – b)(Y – T) + T
I + G = - C0
+ (1 – b)Y + bT
Y = 1/(1-b)
(C0 – bT + I + G)
Makna
variabel
·
Y adalah pendapatan nasional
·
T adalah Pajak
·
Yd adalah pendapatan disposibel
·
C adalah
konsumsi
·
C0 adalah
konsumsi dasar, yaitu konsumsi yang tidak tergantung pada Y
·
I adalah investasi
·
G adalah
pengeluaran pemerintah
·
S adalah saving
E.
Masalah Makroekonomi Dan Kebijakan Fiskal
Berikut
adalah beberapa kebijakan yang dapat dilakukan oleh pemerintah guna
mengatasi berbagai permasalahan ekonomi di bidang makro:
1. Kebijakan Fiskal
Kebijakan
fiskal merupakan kebijakan yang ditempuh pemerintah dalam perpajakan dan
pengeluaran pemerintah/anggaran untuk memengaruhi pengeluaran agregat.
Contohnya
pengenaan pajak penghasilan dan pengenaan cukai rokok.
2. Kebijakan Moneter
Kebijakan
moneter merupakan kebijakan yang ditempuh pemerintah/bank sentral dalam
penawaran uang dan kebijakan suku bunga untuk memengaruhi pengeluaran agregat.
Contohnya pemerintah menerapkan jumlah uang yang beredar di masyarakat dan
peningkatan suku bunga bank.
3. Kebijakan segi penawaran
Kebijakan
segi penawaran adalah kebijakan pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan
efisiensi perusahaan, sehingga barang dan jasa yang ditawarkan lebih banyak dan
lebih murah.
Contohnya
pemerintah memberikan bantuan subsidi kepada pengusaha kecil menengah.
4. Kebijakan Energi
Kebijakan
energi adalah kebijakan dalam menggunakan energi seefisien dan seoptimal
mungkin yang didalamnya terdapat usaha penghematan energi. Misalnya kebijakan
konfersi minyak tanah ke gas LPG guna penghematan penggunaan bahan bakar minyak
oleh masyarakat.
5. Kebijakan Penetapan Harga
Kebijakan
penetapan harga adalah kebijakan dalam menentukan harga-harga pada tingkat
tertentu pada komoditas yang menguasai hajat hidup orang banyak.
Contohnya
penetapan tarif dasar listrik oleh pemerintah.
6. Kebijakan Neraca Pembayaran
Merupakan
kebijakan yang digunakan untuk memantau keadaan neraca pembayaran guna
memengaruhi nilai tukar.
Contohnya
larangan impor atau kuota produk tertentu dilakukan guna melindungi para
pengusaha lokal dari serbuan produk asing.
DAFTAR PUSTAKA
Paknur, Cahyo. Makro Ekonomi Teori Pengantar Edisi ketiga. PT
Raja Grasindon Persada Jakarta. ISBN. 979-421-413-2. Jumlah Halaman : 454.
Sukirno, Sadono. 2011. Makroekonomi
Teori Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.
Boediono. 2009. Ekonomi Makro.
BPFE Yogyakarta.
Rahardja, Prathama. 2005. Pengantar
Ilmu Ekonomi. Lembaga Penerbit FEUI.
![]() |
terimakasih banyak.. sangat bermanfaat
BalasHapus