KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Makalah ini berjudul “Diksi (Pilihan
Kata)“. Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Bahasa
Indonesia.
Makalah
ini berisi tentang diksi . Diksi adalah sebagai pilihan kata yang tepat dan
selaras dalam penggunaannya untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek
tertentu seperti yang diharapkan.
Pemakalah
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Mursidah, S.Pd, yang telah membimbing kami
dalam penyelesaian makalah ini. Tak ada gading yang tak retak, demikian juga
dengan makalah kami. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun guna penyempurnaan makalah ini. Terima kasih.
Palembang,
25 November 2014
Kelompok 5

DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………..………….…... i
DAFTAR ISI …………………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …………………………………………………. 1
1.2 Identifikasi Masalah…………………………………………….. 2
1.3 Perumusan Masalah……………………………………………... 2
1.4 Tujuan dan Manfaat penulisan…………………………………...
3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Diksi……………………………………………..….. 4
2.2 Persyaratan Diksi…………………………………………….…. 5
2.3 Kata Ilmiah, Kata populer, Kata Jargon ,
Kata Slang………..…. 15
2.4 Pilihan Kata dan Penggunaannya………………………………..
16
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan…………………………………………………...….
18
3.2 Saran……………………………………………………………... 18
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Memang
harus diakui, dewasa ini ada kecenderungan orang semakin mengesampingkan
pentingnya penggunaan bahasa, terutama dalam tata cara pemilihan kata atau
diksi. Terkadang kita pun tidak mengetahui pentingnya penguasaan bahasa
Indonesia yang baik dan benar, sehingga ketika kita berbahasa, baik lisan
maupun tulisan, sering mengalami kesalahan dalam penggunaan kata, frasa,
kalimat, paragraf, dan wacana.
Agar
tercipta suatu komunikasi yang efektif dan efisien, pemahaman yang baik
penggunaan diksi atau pilihan kata dirasakan sangat penting, bahkan mungkin
vital, terutama untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman dalam
berkomunikasi. Diksi atau pilihan kata maupun kalimat dalam praktik berbahasa
sesungguhnya mempersoalkan kesanggupan sebuah kata dapat juga frasa atau
kelompok kata untuk menimbulkan gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca atau
pendengarnya.
Salah
satu persyaratan yang perlu dan mendesak dalam berbicara atau menulis adalah
diksi (pilihan kata). Pilihan kata termasuk dalam ilmu semantik (semansiologi),
yaitu ilmu yang mempelajari makna kata. Dalam memilih kata,
pembicara/penulis dituntut untuk berhati-hati dengan cara sering melihat kamus
itu jika sebuah kata kurang dipahami maksudnya. Dalam memilih kata, ada dua
persyaratan yang dituntut oleh pembicara/penulis, yaitu ketetapan dan
kesesuaian. Ketetapan artinya kata-kata yang dipilih dapat mengungkapkan dengan
tepat apa yang ingin diucapkan. Ungkapan tersebut harus dapat dipahami oleh pendengar/pembaca
dengan tepat. Kesesuaian artinya tafsiran pendengar/penulis sesuai dengan
tafsiran pembicara/penulis.
Oleh
karena itu dalam makalah ini, penulis berusaha menjelaskan mengenai diksi yang
digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi identifikasi masalah adalah
sebagai berikut:
1. Pengertian diksi
2. Persyaratan diksi
3. Kata ilmiah , kata populer, kata
jargon dan slang
4. Pilihan kata dan penggunaannya
1.3 Rumusan Masalah
Rumusan
masalah dari makalah ini adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan diksi
2. Bagaimana persyaratan diksi
3. Bagaimana yang dimaksud kata ilmiah
, kata populer, kata jargon dan slang
4. Bagaimana pilihan kata dan
penggunaan diksi
1.4 Tujuan dan Manfaat Penulisan
Tujuan
dan Manfaat penulisan makalah ini adalah:
1. Mendeskripsikan pengertian diksi
2. Mendeskripsikan tentang
syarat-syarat diksi
3. Mendeskripsikan tentang kata ilmiah
, kata populer, kata jargon dan slang
4. Mendeskripsikan penjelasan pilihan
kata dan penggunaan diksi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Diksi (Pilihan kata)
Diksi
ialah pilihan kata. Maksudnya, kita memilih kata yang tepat dan selaras untuk
menyatakan atau mengungkapkan gagasan sehingga memperoleh efek tertentu.
Pilihan kata merupakan satu unsur sangat penting, baik dalam dunia
karang-mengarang maupun dalam dunia tutur setiap hari. Ada beberapa pengertian
diksi di antaranya adalah membuat pembaca atau pendengar mengerti secara benar
dan tidak salah paham terhadap apa yang disampaikan oleh pembicara atau
penulis, untuk mencapai target komunikasi yang efektif, melambangkan gagasan
yang diekspresikan secara verbal, membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat
(sangat resmi, resmi, tidak resmi) sehingga menyenangkan pendengar atau
pembaca.
Diksi,
dalam arti pertama, merujuk pada pemilihan kata dan gaya ekspresi oleh penulis
atau pembicara. Arti kedua, arti “diksi” yang lebih umum digambarkan dengan
kata – seni berbicara jelas sehingga setiap kata dapat didengar dan dipahami
hingga kompleksitas dan ekstrimitas terjauhnya. Arti kedua ini membicarakan
pengucapan dan intonasi, daripada pemilihan kata dan gaya. Harimurti
(1984) dalam kamus linguistic, menyatakan bahwa diksi adalah pilhan kata
dan kejelasan lafal untuk memperoleh efek tertentu dalam berbicara di dalam
karang mengarang.
Dalam
KBBI (2002: 264) diksi diartikan sebagai pilihan kata yanng tepat dan selaras
dalam penggunaanya untuk menggungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek
tertentu seperti yang diharapkan. Jadi, diksi berhubungan dengan pengertian
teknis dalam hal karang-mengarang, hal tulis-menulis, serta tutur sapa.
2.2 Persyaratan Diksi
Ada
dua persyaratan yang harus dipenuhi dalam memilih kata-kata, yaitu persyaratan
ketetapan dan kesesuaian. Tepat, artinya kata-kata yang dipilih itu dapat
mengungkapkan dengan tepat apa yang ingin diungkapkan. Di samping itu, ungkapan
itu juga harus dipahami pembaca dengan tepat, artinya tafsiran pembaca sama
dengan apa yang dimaksud dengan penulis. Untuk memenuhi persyaratan ketetapan
dan kesesuaian dalam pemilihan kata, perlu diperhatikan a) kaidah kelompok
kata/ frase, b) kaidah makna kata, c) kaidah lingkungan sosial, d) kaidah
karang –mengarang.
1. Pilihan kata sesuai dengan kaidah
kelompok kata /frase
Pilihan
kata/ diksi yang sesuai dengan kaidah kelompok kata/frase, seharusnya pilihan
kata/diksi yang tepat,seksama, lazim,dan benar.
a) Tepat
Contohnya
: Makna kata lihat dengan kata pandang biasanya bersinonim, tetapi
kelompok kata pandangan mata tidak dapat digantikan dengan lihatan mata.
b) Seksama
Contohnya
: Kata besar, agung, akbar, raya, dan tinggi termasuk kata-kata yang
bersinonim. Kita biasanya mengatakan hari raya serta hari besar,
tetapi kita tidak pernah mengatakan hari agung, hari akbar
ataupun hari tinggi. Begitu pula dengan kata jaksa agung tidak
dapat digantikan dengan jaksa besar ataupun jaksa raya, atau pun jaksa
tinggi karena kata tersebut tidak seksama.
c) Lazim
Lazim
adalah kata itu sudah menjadi milik bahasa Indonesia. Kata yang tidak lazim
dalam bahasa Indonesia apabila dipergunakan sangatlah akan membingungkan
pengertian saja. Contohnya, Kata makan dan santap bersinonim.
Akan tetapi tidak dapat mengatakan Anjing bersantap sebagai sinonim anjing
makan. Kemudian kata santapan rohani tidak dapat pula
digantikan dengan makanan rohani. Kedua kata ini mungkin tepat
pengelompokannya, tetapi tidak seksama serta tidak lazim dari sudut makna dan
pemakain-nya.
2.
Pilihan kata sesuai dengan kaidah makna kata.
a. Jenis
Makna
1) Berdasarkan bentuk maknanya, makna
dibedakan atas dua macam yaitu:
a) Makna
Leksikal adalah makna kamus atau makna yang
terdapat di dalam kamus. Makna ini dimiliki oleh kata dasar. Contoh : makan,
tidur, ibu, adik, buku
b) Makna
Gramatikal adalah
makna yang dimiliki kata setelah mengalami proses gramatikal, seperti proses
afiksasi (pengimbuhan), reduplikasi(pengulangan), dan komposisi(pemajemukan).
Contoh :
c) Proses afiksasi awalan me- pada kata
dasar kotor
·
Adik
mengotori lantai itu.
d) Proses
reduplikasi pada kata kacang
·
Kacang-kacangan merupakan salah satu sumber protein
nabati.
e) Proses komposisi pada kata rumah sakit
bersalin
·
Ia
bekerja di rumah sakit bersalin
2) Berdasarkan sifatnya, makna dibedakan atas dua macam:
a) Makna Denotasi adalah makna kata yang sesuai
dengan hasil observasi panca indra dan tidak menimbulkan penafsiran lain. Makna
denotasi disebut juga sebagai makna sebenarnya.
Contoh : Kepala: organ
tubuh yang letaknya paling atas
Besi: logam yang sangat keras
b) Makna konotasi adalah makna kata yang tidak sesuai
dengan hasil observasi pancaindra dan menimbulkan penafsiran lain. Makna
konotasi disebut juga sebagai makna kias atau makna kontekstual.
Contoh : Ibu kota : pusat
pemerintahan
Ibu jari : jari yang paling besar atau
jempol
Jamban : kamar kecil
3) Berdasarkan wujudnya, makna dibedakan atas :
a) Makna
referensial adalah makna kata yang mempunyai rujukan yang konkret.
Contoh : meja, baju, membaca, menulis
b) Makna
inferensial adalah makna kata yang tidak mempunyai rujukan yang konkret.
Contoh
: baik, indah, sedih, gembira
b. Perubahan Makna
1) Berdasarkan cakupan maknanya, perubahan makna
dibedakan atas.
2) Meluas, cakupan makna sekarang lebih luas
daripada sebelumnya.
Misalnya:
Kata
|
Dulu
|
sekarang
|
Berlayar
|
Mengarungi laut dengan memakai
kapal layar
|
Mengarungi lautan dengan alat apa
saja
|
Putera-puteri
|
Dipakai untuk sebutan anak-anak
raja
|
Sebutan untuk semua anak laki-laki
dan perempuan
|
1. Menyempit, cakupan makna sekarang lebih
sempit daripada makana dahulu
Kata
|
Dulu
|
Sekarang
|
Sekarang
|
Sebutan untuk semua orang
cendikiawan
|
Gelar untuk orang yang sudah lulus
dari perguruan tinggi
|
Madrasah
|
Sekolah
|
Sekolah yang mempelajari ilmu
agama Islam
|
3) Berdasarkan nilai rasanya, perubahan makna
dibedakan atas:
Ameliorasi adalah perubahan makna ke tingkat
yang lebih tinggi. Artinya baru dirasakan lebih baik dari arti sebelumnya.
Contoh:
·
Kata
wanita dirasakan lebih baik nilainya daripada perempuan
·
Kata
istri atau nyonya dirasakan lebih baik daripada kata bini.
Peyorasi adalah perubahan makna ke tingkat
yang lebih rendah. Arti baru dirasakan lebih rendh nilainya dari arti
sebelumnya.
Contoh:
·
Kata
perempuan sekarang dirasakan lebih rendah artinya
·
Kata
bini sekarang dirasakan kasar
c. Pergeseran Makna
Pergeseran
makna dibedakan atas 2 macam:
1) Asosiasi adalah
pergeseran makna yang terjadi karena adanya persamaan sifat.
Contoh:
- Tasya menyikat giginya sampai bersih
- Pencuri itu menyikat habis barang-barang
berhatga dirumah itu
2) Sinestesia adalah
perubahan makna akibat adanya pertukaran tanggapan antara dua indra yang
berbeda.
Contoh:
- Sayur itu rasanya pedas sekali
- Kata-katanya sangat pedas didengar.
d. Relasi
Makna
1) Homonim
adalah dua buah kata yang mempunyai
persamaan tulisan dan pengucapan.
Contoh
:
·
Bisa berarti
1).Dapat,
sanggup 2) racun
·
Buku berarti 1) Kitab 2) antara ruas
dengan ruas
2) Homograf adalah dua buah kata atau lebih
yang mempunyai persamaan tulisan tetapi berlainan pengucapan dan arti.
Contoh:
·
Teras(inti) dengan teras(halaman rumah)
·
Sedan(isak) dengan sedan(sejenis mobil)
·
Tahu(paham) dengan tahu(sejenis makanan)
3) Homofon adalah dua buah kata atau lebih
yang mempunyai persamaan pengucapan tetapi berlainan tulisan dan arti
Contoh:
·
Bang
dengan bank
·
Masa
dengan massa
4) Sinonim adalah dua buah kata yang berbeda
tulisan dan pengucapanya tetapi mempunyai arti yang sama.
Contoh:
·
Pintar dengan pandai
·
Bunga dengan kembang
Kesinoniman kata tidaklah mutlak, hanya ada
kesamaan atau kemiripan. Oleh sebab itu, di dalam sebuah karang mengarang
sebaiknya dipergunakan sinomin kata supaya ada variasinya dan ada pergantiannya
yang membuat lukisan di dalam karangan itu menjadi hidup. Sinonim dapat terjadi
disebabkan oleh hal-hal berikut ini :
a) Pengaruh
bahasa daerah
Contoh
: Kata harimau yang diberi sinonim dengan macan .
Kata
auditorium bersinonim dengan kata pendopo.
Kata
rindu bersinonim dengan kata kangen
b) Perbedaan
dialek regional
Contoh
: Handuk bersinonim tuala , selop bersinonim
seliper
c) Pengaruh
bahasa asing
Contoh
: kolosal bersinonim besar , aula bersinonim ruangan
, realita bersinonim kenyataan .
d) Perbedaan
dialek sosial
Contohnya
: suami bersinonim laki , istri bersinonim bini , mati
bersinonim wafat.
Perbedaan
ragam bahasa
Contohnya
: membuat bersinonim menggubah, assisten bersinonim pembantu,
tengah bersinonim madya.
e) Perbedaan
dialek temporal
Contohnya
: hulubalang bersinonim komandan , kempa bersinonim stempel
, peri bersinonim hantu .
5) Antonim adalah kata-kata yang berlawanan artinya.
Contoh:
·
Tua- muda
·
Besar – kecil
·
Luas
– sempit
6) Polisemi
berasal adalah kata poly dan sema,
yang masing-masing berarti’banyak’ dan ‘tanda’. Jadi polisemi berarti suatu
kata yang memiliki banyak makna.
Contoh:
·
Kata
kepala yang mempunyai arti bahagian atas tubuh manusia tetapi dapat juga
berarti orang yang menjadi pimpinan pada sebuah kantor dan sebagainya.
·
Kata
kaki yang dipergunakan untuk menahan tubuh manusia tetapi
dapat juga kaki meja yang menahan meja.
3. Pilihan kata sesuai dengan Kaidah Lingkungan
Sosial Kata
Diksi
harus selalu diperhatikan lingkungan pemakian kata-kata. Dengan membedakan
lingkungan itu, pilihan kata yang kita lakukan akan lebih tepat dan mengena.
Lingkungan itu dapat kita lihat berdasarkan :
a) Tingkat
sosial yang mengakibatkan terjadinya sosiolek
Contoh: Kata- kata mati, meninggal
dunia, wafat, tewas, mampus, mangkat kita bedakan penggunaanya di
dalam bahasa Indonesia berdasarkan rasa bahasa bukanlah melihat tingkat
sosialnya.
b) Daerah/geografi
yang mengakibatkan dialek
Contoh: Kata-kata bis,kereta, dan motor kita
bedakan penggunaanya berdasarkan geografinya
c) Formal/nonformal
yang mengakibatkan bahasa baku/ tidak baku
Contoh: Kata tersangka, terdakwa, dan
tertuduh kita bedakan berdasarkan maknanya.
d) Umum
dan khusus yang mengakibatkan terjadinya bahasa umum dan khusus.
- Makna Umum( hipernim) adalah makna yang
cakupannya luas.
Contoh:
bunga, bulan, hewan, kendaraan
- Makna
khusus( hiponim) adalah makna yang cakupannya sempit atau terbatas.
Contoh:
Hipernim
|
Hiponim
|
melihat
|
Menengok,menatap,
melirik,menjenguk,melotot
|
Bunga
|
Melati, Anggrek, Sedap Malam
|
Bulan
|
Januari,Februari, Maret
|
Hewan
|
Ayam, Burung, kambing
|
4. Pilihan kata sesuai dengan kaidah mengarang.
Pilihan
kata akan memberikan imformasi sesuai dengan apa yang dikehendaki. Pilihan kata
dengan kaidah mengarang memiliki kelompok kata
15
yang
berpasangan tetap, pilihan kata langsung dan pilihan kata yang dekat dengar
pembaca.
Contoh :
1. Terdiri dari, terdiri dalam, terdiri
atas
2. Ditemani oleh, ditemani dari,
ditemani dengan
3. Ia menelpon kekasihnya (pilihan kata
langsung), Ia memanggil kekasihnya melalui telepon (pilihan kata yang panjang
dan berbelit-belit)
4. Tidak semua pendengar/pembaca
mengerti singkatan balita, KISS, dan kelompencir.
15
2.3 Kata
Ilmiah ,Kata Populer, Kata Jargon dan Slang
1. Kata ilmiah merupakan kata-kata
logis dari bahasa asing yang dapat diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
2. Kata popular adalah kata yang
biasa digunakan dalam komunikasi sehari-hari masyarakat umum.
Berikut
adalah contoh dari kata ilmiah dan kata populer tersebut.
Kata
Ilmiah
Kata Popular
Analogi
kiasan
Frustasi
rasa
kecewa
Final
akhir
Diskriminasi
perbedaan perlakuan
Prediksi
ramalan
Kontradiksi
pertentangan
Format
ukuran
Anarki
kekacauan
Biodata
biografi singkat
Bibliografi
daftar pustaka
1.
Jargon adalah kata-kata yang mengandung makna suatu bahasa,
dialek, atau tutur yang dianggap aneh kata ini juga merupakan kata sandi/kode
rahasia untuk kalangan terterntu (dokter,militer,perkumpulan rahasia,ilmuwan
dsb). Contohnya:, populasi, volume, abses, H2O,dan sebagainya.

2. Kata slang dihasilkan dari salah
ucap yang disengaja, atau kadang berupa pengrusakan sebuah kata biasa untuk
mengisi suatu bidang makna yang lain. Kata-kata ini bersifat sementara,kalau
sudah teras usang hilang atau menjadi kata-kata biasa. Contoh Slang : asoy,
manatahan dan sesuatu ya .
2.4 Pilihan
Kata dan Penggunaanya
1. Kata dari dan daripada
Contoh
:- Kertas itu terbuat dari kayu jati (keterangan asal)
-
Peristiwa itu timbul dari peristiwa
seminggu yang lalu (keterangan sebab)
-
Buku itu ditulis dari pengalamanya
selama di Jerman (menyatakan alasan)
2. Kata pada dan kepada
Contoh
: – Buku catatan saya ada pada Astuti (pengantar keterangan)
-
Saya ketemu dengan dia pada
suatu sore hari. (keterangan waktu)
3. Kata di dan ke
Contoh
: - Atik sedang berada di luar kota (fungsi kata depan di)
-
Di saat usianya suadah lanjut,
orang itu semakin malas belajar (keterangan waktu)
4. Kata dan dan dengan
Contoh
: – Ayah dan Ibu pergi ke Jakarta kemarin
-
Ibu memotong kue dengan pisau
5. Kata antar dan antara
Contoh
: – Kabar ibu belum pasti,antara benar dan tidak (menyataan pemilihan)
- Dia akan tiba antara jam 04.00 sampai jam
06.00 (jangka waktu)
BAB III
PENUTUP
3. 1 Kesimpulan
Kreativitas
dalam memilih kata merupakan kunci utama pengarang dalam menulis gagasan atau
ungkapan. Penguasaan dalam pengolahan kata juga merupakan kunci utama dalam
menghasilkan tulisan yang indah, dapat dibaca serta ide yang ingin disampaikan
penulis dapat dipahami dengan baik.
Kata
yang tepat akan membantu seseorang mengungkapkan dengan tepat apa yang ingin
disampaikannya baik secara lisan maupun dengan tulisan. Pemilihan kata juga
harus sesuai dengan situasi kondisi dan tempat penggunaan kata–kata itu.
Pembentukan kata atau istilah adalah kata yang mengungkapkan makna konsep,
proses, keadaan atau sifat yang khas dalam bidang tertentu.
Berdasarkan
kesimpulan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa diksi mempunyai persamaan
yaitu sama-sama penulis ingin menyampaikan sesuatu di hasil karya tulisannya
dengan maksud agar pembaca dapat memahami maksud dan tujuan penulis.
3.2 Saran
Penulis mendapatkan pengalaman yang sangat berharga dalam
pembuatan makalah ini mengenai pengetahuan diksi (pilihan kata). Penulis
menyarankan kepada semua pembaca untuk mempelajari pengolahan kata dalam
membuat kalimat. Dengan mempelajari diksi diharapkan mahasiswa dan
mahasiswi memiliki ketetapan dalam menyampaikan dan menyusun suatu gagasan agar
yang disampaikan mudah dipahami dengan baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Moeliono, Anton, 1991. Santun bahasa, PT Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
Sugono, Dendy, 2003. Buku Praktis Bahasa Indonesia,
Pusat Bahasa,Jakarta.
Amran, Tasai. 2010 Cermat Berbahasa Indonesia.
(Jakarta :CV Akademika Pressindo.
Adi, Tri. 2007 Inilah Bahasa Indonesia Jurnalistik,
CV Andi Offset, Yogyakarta.
Rahaedi, Kunjana. 2003. Bahasa Indonesia perguruan tinggi.
Erlangga. Jakarta.
![]() |