MAKALAH
STERILISASI DAN DESINFEKTAN
Disusun
Oleh :
Kelompok
1
Lady
Avita
Lili
Rinda Sari
Linda
Wulan Sari
Meike
Dwi Cahya Putri
Meilani
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MITRA ADIGUNA
PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN
PALEMBANG
2014 / 2015
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................... 1
A.Latar Belakang.................................................................................... 1
B.Rumusan Masalah................................................................................ 1
C.Tujuan.................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................... 3
A.Pengertian
Sterilisasi........................................................................... 3
B.Desinfeksi............................................................................................ 4
BAB III PENUTUP.............................................................................. 18
A.Kesimpulan.......................................................................................... 18
B.Saran.................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Lingkup bidang keperawatan memberikan asuhan keperawatan
baik pada pasien yang beresiko terinfeksi atau telah terinfeksi.Pengetahuan
mengenai bagaiman terjadinya infeksi sangat penting dikuasai untuk membatasi
dan mencegah terjadi penyebaran infeksi dengan cara mempelajari ilmu
bakteriologi, imunologi, virologi dan parasitologi yang terkandung pada ilmu
mikrobiologi.
Selain itu, diperlukan juga cara untuk mengurangi atau
bahkan mengatasi infeksi tersebut secara keseluruhan. Secara lebih spesifik
diperlukan pula pengetahuan mendasar akan kondisi seperti apa yang bisa
dijadikan lokasi atau tempat untuk melakukan asuhan kebidanan .
Perkembangan ilmu mikrobiologi telah memberikan sumbangan
yang besaar bagi dunia kesehatan, dengan ditemukannya berbagai macam alat
berkat penemuan beberapa ilmuan besar. Bahwa terbukti untuk mencegah atau
mengendalikan infeksi tenaga kesehatan dapat menggunakan konsep steril ataupun
bersih, untuk membantu proses penyembuhan pasiennya dan lebih spesifik lagi
untuk mengendalikan dan mencegah terjadinya infeksi.
Maka dari itu, kami merasa penting untuk menyusun sebuah
tulisan yang membahas tentang bagaimana penerapan sterilisasi dan desinfeksi
dalam makalah ini.Juga bagaimana aplikasinya dalam keseharian dunia
keperawatan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa
pengertian
Sterilisasi dan Desinfeksi
2. Apa
tujuan
Sterilisasi dan Desinfeksi
3. Bagaimana
macam-macam sterilisasi
4. Bagaimana
macam-macam
desinfeksi
5. Apa
perbedaan
antara Sterilisasi dan Desinfeksi
6. Bagaimana aplikasi sterilisasi dan desinfeksi
dalam keseharian dunia kesehatan dan keperawatan
C. Tujuan
Dari latar belakang masalah
dan rumusan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, maka kami menyimpulkan beberapa tujuan
dari pembuatan makalah ini adalah:
1.
Bagaimana konsep steril dan desinfeksi
digunakan.
2.
Mempelajari pengertian, tujuan maupun
macam-macam tekhnik sterilisasi dan desinfeksi.
3.
Mengetahui sejauh mana pengetahuan
mahasiswa tentang sterilisasi dan desinfeksi.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Sterilisasi dan Desinfeksi
A. Pengertian Sterilisasi
Steralisasi adalah suatu cara untuk membebaskan sesuatu
(alat,bahan,media, dan lain-lain) dari mikroorganisme yang tidak diharapkan
kehadirannya baik yang patogen maupun yang a patogen. Atau bisa juga dikatakan
sebagai proses untuk membebaskan suatu benda dari semua mikroorganisme, baik
bentuk vegetative maupun bentuk spora.
Proses sterilisasi dipergunakan pada bidang mikrobiologi
untuk mencegah pencernaan organisme luar, pada bidang bedah untuk mempertahankan
keadaan aseptis, pada pembuatan makanan dan obat-obatan untuk menjamin keamanan
terhadap pencemaran oleh miroorganisme dan di dalam bidang-bidang lain pun
sterilisasi ini juga penting.
Sterilisasi banyak dilakukan di rumah sakit melalui proses
fisik maupun kimiawi. Steralisasi juga dikatakan sebagai tindakan untuk
membunuh kuman patogen atau kuman apatogen beserta spora yang terdapat pada
alat perawatan atau kedokteran dengan cara merebus, stoom, menggunakan panas
tinggi, atau bahkan kimia. Jenis sterilisasi antara lain sterilisasi cepat,
sterilisasi panas kering, steralisasi gas (Formalin H2 O2), dan radiasi
ionnisasi.
Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam steralisasi di antaranya:
a.
Sterilisator (alat untuk mensteril)
harus siap pakai, bersih, dan masih berfungsi.
b.
Peralatan yang akan di steralisasi
harus dibungkus dan diberi label yang jelas dengan menyebutkan jenis
pera;latan, jumlah, dan tanggal pelaksanaan sterilisasi.
c.
Penataan alat harus berprinsip bahwa semua
bagian dapat steril.
d.
Tidak boleh menambah peralatan dalam
sterilisator sebelum waktu mensteril selesai.
e.
Memindahklan alat steril ke dalam
tempatnya dengan korentang steril
f.
Saat mendinginkan alat steril tidak
boleh membuka pembungkusnya, bila terbuka harus dilakukan steralisasi ulang.
B. Desinfeksi
Desinfeksi adalah membunuh
mikroorganisme penyebab penyakit dengan bahan kimia atau secara fisik, hal ini
dapat mengurangi kemungkinan terjadi infeksi dengan jalam membunuh mikroorganisme
patogen.Disinfektan yang tidak berbahaya bagi permukaan tubuh dapat digunakan
dan bahan ini dinamakan antiseptik.Antiseptik adalah zat yang dapat menghambat
atau menghancurkan mikroorganisme pada jaringan hidup, sedang desinfeksi
digunakan pada benda mati.Desinfektan dapat pula digunakan sebagai antiseptik
atau sebaliknya tergantung dari toksisitasnya.
Sebelum dilakukan desinfeksi,
penting untuk membersihkan alat-alat tersebut dari debris organik dan
bahan-bahan berminyak karena dapat menghambat proses disinfeksi.
Disinfektan dapat membunuh
mikroorganisme patogen pada benda mati. Disinfektan dibedakan menurut
kemampuannya membunuh beberapa kelompok mikroorganisme, disinfektan
"tingkat tinggi" dapat membunuh virus seperti virus influenza dan herpes,
tetapi tidak dapat membunuh virus polio, hepatitis B atau M. tuberculosis.
Untuk mendesinfeksi permukaan
dapat dipakai salah satu dari tiga desinfektan seperti iodophor, derifat fenol
atau sodium hipokrit.Untuk mendesinfeksi permukaan, umumnya dapat dipakai satu
dari tiga desinfektan diatas.Tiap desinfektan tersebut memiliki efektifitas
"tingkat menengah" bila permukaan tersebut dibiarkan basah untuk
waktu 10 menit.
Kriteria
desinfeksi yang ideal:
1. Bekerja
dengan cepat untuk menginaktivasi mikroorganisme pada suhu
kamar
2.
Aktivitasnya tidak dipengaruhi oleh bahan organik, pH, temperatur dan
kelembaban
3. Tidak
toksik pada hewan dan manusia
4. Tidak
bersifat korosif
5. Tidak
berwarna dan meninggalkan noda
6. Tidak
berbau/ baunya disenangi
7. Bersifat
biodegradable/ mudah diurai
8. Larutan
stabil
9. Mudah
digunakan dan ekonomis.
· Tujuan Sterilisasi dan Desinfeksi
Adapun tujuan dari sterilisasi dan desinfeksi tersebut adalah
1.
Mencegah terjadinya infeksi
2.
Mencegah makanan menjadi rusak
3.
Mencegah kontaminasi mikroorganisme
dalam industri
4.
Mencegah kontaminasi terhadap bahan-
bahan yg dipakai dalam melakukan biakan murni.
· Macam-Macam Sterilisasi
Pada prinsipnya sterilisasi dapat
dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik dan kimiawi:
1.
Sterilisai secara mekanik (filtrasi)
Menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil (0.22
mikron atau 0.45 mikron) sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut.
Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas, misal nya larutan
enzim dan antibiotik
2.
Sterilisasi secara fisik
Dapat dilakukan dengan pemanasan & penyinaran
· Pemanasan
a. Pemijaran (dengan api langsung)
Membakar alat pada api secara langsung, contoh alat :
jarum inokulum, pinset, batang L, dll. 100 % efektif namun terbatas
penggunaanya.
b. Panas kering:
Sterilisasi dengan oven kira-kira 60-1800C.
Sterilisasi panas kering cocok untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya
erlenmeyer, tabung reaksi dll.Waktu relatif lama sekitar 1-2 jam. Kesterilaln
tergnatung dengan waktu dan suhu yang digunakan, apabila waktu dan suhu tidak
sesuai dengan ketentuan maka sterilisasipun tidak akan bisa dicapai secara
sempurna.
c. Uap air panas
Konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang mengandung
air lebih tepat menggungakan metode ini supaya tidak terjadi dehidrasi Teknik
disinfeksi termurah Waktu 15 menit setelah air mendidih Beberapa bakteri tidak
terbunuh dengan teknik ini: Clostridium
perfingens dan Cl. Botulinum
d.
Uap air panas bertekanan
Menggunalkan autoklaf menggunakan suhu 121 C dan tekanan
15 lbs, apabila sedang bekerja maka akan terjadi koagulasi. Untuk mengetahui
autoklaf berfungsi dengan baik digunakan Bacillus
stearothermophilus Bila media yang telah distrerilkan.diinkubasi selama 7
hari berturut-turut apabila selama 7 hari: Media keruh maka otoklaf rusak Media
jernih maka otoklaf baik, kesterilalnnya, Keterkaitan antara suhu dan tekanan
dalam autoklaf
· Pasteurisasi
Pertama dilakukan oleh Pasteur, Digunakan pada sterilisasi
susu Membunuh kuman: tbc, brucella, Streptokokus, Staphilokokus, Salmonella,
Shigella dan difteri (kuman yang berasal dari sapi/pemerah) dengan Suhu 65 C/
30 menit
· Penyinaran dengan sinar UV
Sinar Ultra Violet juga dapat digunakan
untuk proses sterilisasi, misalnya untuk membunuh mikroba yang menempel pada
permukaan interior Safety Cabinet
dengan disinari lampu UV Sterilisaisi secara kimiawi biasanya menggunakan
senyawa desinfektan antara lain alkohol. Beberapa kelebihan sterilisasi dengan
cara ini:
a.
Memiliki daya antimikrobial sangat kuat
b.
absorbsi as. NukleatàDaya kerja
c.
Panjang gelombang: 220-290 nm paling
efektif 253,7 nm
d.
penetrasi lemahàKelemahan
· Sinar ion bersifat
hiperaktif
Sering digunakan padaàGamma Daya kerjanya sterilisasi bahan makanan, terutama
bila panas menyebabkan perubahan rasa, rupa atau penampilan Bahan
disposable: alat suntikan cawan petri dpt distrelkan dengan teknik ini.
Sterilisasi dengan sinar gamma disebut juga “sterilisasi dingin”
3. Sterilisasi
dengan Cara Kimia
a. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada disinfeksi
kimia
1.
Rongga (space)
2.
Sebaiknya bersifat membunuh (germisid)
3.
Waktu (lamanya) disinfeksi harus tepat
4.
Pengenceran harus sesuai dengan anjuran
5.
Solusi yang biasa dipakai untuk
membunuh spora kuman biasanya bersifat sangat mudah menguap
6.
Sebaiknya menyediakan hand lation merawat tangan setelah
berkontak dengan disinfekstan
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi sterilisasi dengan cara
kimia
1.Jenis bahan
yang digunakan
2.Konsentrasi
bahan kimia
3.Sifat Kuman
4.pH
5.Suhu
c. Beberapa Zat Kimia yang sering digunakan untuk
sterilisasi
1.Alkohol
a) Paling efektif untuk sterilisasi dan
desinfeksi membran sel rusak
b) Mendenaturasi protein dengan jalan
dehidrasi & enzim tdk aktif
2.Halogen
a) Mengoksidasi protein kuman
3.Yodium
a) Konsentrasi yg tepat tidak mengganggu kulit
b) Efektif terhadap berbagai protozoa
4.Klorin
a) Memiliki warna khas dan bau tajam
b) Desinfeksi ruangan, permukaan serta
alat non bedah
5.Fenol (as. Karbol)
a) Mempresipitasikan protein secara aktif,
merusak membran sel menurunkan tegangan permukaan
b) Standar pembanding untuk menentukan
aktivitas suatu desinfektan
6.Peroksida (H2O2)
a) Efektif dan nontoksid
b) Molekulnya tidak stabil
c) Menginaktif enzim mikroba
7.Gas Etilen Oksida
a)
Mensterilkan bahan yang terbuat dari
plastik
·
Macam-macam Desinfeksi
Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme penyebab
penyakit dengan bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi
kemungkinan terjadi infeksi dengan jalam membunuh mikroorganisme
patogen.Disinfektan yang tidak berbahaya bagi permukaan tubuh dapat digunakan
dan bahan ini dinamakan antiseptik.
Antiseptik adalah zat yang dapat menghambat atau
menghancurkan mikroorganisme pada jaringan hidup, sedang desinfeksi digunakan
pada benda mati.Desinfektan dapat pula digunakan sebagai antiseptik atau
sebaliknya tergantung dari toksisitasnya.
Sebelum dilakukan desinfeksi, penting untuk membersihkan
alat-alat tersebut dari debris organik dan bahan-bahan berminyak karena dapat
menghambat proses disinfeksi.
Macam-macam desinfektan yang digunakan :
1. Alkohol
Etil alkohol atau propil alkohol pada air digunakan untuk mendesinfeksi kulit. Alkohol yang dicampur dengan aldehid digunakan dalam bidang kedokteran gigi unguk mendesinfeksi permukaan, namun ADA tidak menganjurkkan pemakaian alkohol untuk mendesinfeksi permukaan oleh karena cepat menguap tanpa meninggalkan efek sisa.
Etil alkohol atau propil alkohol pada air digunakan untuk mendesinfeksi kulit. Alkohol yang dicampur dengan aldehid digunakan dalam bidang kedokteran gigi unguk mendesinfeksi permukaan, namun ADA tidak menganjurkkan pemakaian alkohol untuk mendesinfeksi permukaan oleh karena cepat menguap tanpa meninggalkan efek sisa.
2. Aldehida
Glutaraldehid merupakan salah satu desinfektan yang
populer pada kedokteran gigi, baik tunggal maupun dalam bentuk kombinasi.
Aldehid merupakan desinfektan yang kuat. Glutaraldehid 2% dapat dipakai untuk
mendesinfeksi alat-alat yang tidak dapat disterilkan, diulas dengan kasa steril
kemudian diulas kembali dengan kasa steril yang dibasahi dengan akuades, karena
glutaraldehid yang tersisa pada instrumen dapat mengiritasi kulit/mukosa,
operator harus memakai masker, kacamata pelindung dan sarung tangan heavy duty.
Larutan glutaraldehid 2% efektif terhadap bakteri vegetatif seperti M.
tuberculosis, fungi, dan virus akan mati dalam waktu 10-20 menit, sedang spora
baru alan mati setelah 10 jam.
3. Biguanid
Klorheksidin merupakan contoh dari biguanid yang digunakan secara luas dalam bidang kedokteran gigi sebagai antiseptik dan kontrok plak, misalnya 0,4% larutan pada detergen digunakan pada surgical scrub (Hibiscrub), 0,2% klorheksidin glukonat pada larutan air digunakan sebagai bahan antiplak (Corsodyl) dan pada konsentrasi lebih tinggi 2% digunakan sebagai desinfeksi geligi tiruan. Zat ini sangat aktif terhadap bakteri Gram(+) maupun Gram(-). Efektivitasnya pada rongga mulut terutama disebabkan oleh absorpsinya pada hidroksiapatit dan salivary mucus.
Klorheksidin merupakan contoh dari biguanid yang digunakan secara luas dalam bidang kedokteran gigi sebagai antiseptik dan kontrok plak, misalnya 0,4% larutan pada detergen digunakan pada surgical scrub (Hibiscrub), 0,2% klorheksidin glukonat pada larutan air digunakan sebagai bahan antiplak (Corsodyl) dan pada konsentrasi lebih tinggi 2% digunakan sebagai desinfeksi geligi tiruan. Zat ini sangat aktif terhadap bakteri Gram(+) maupun Gram(-). Efektivitasnya pada rongga mulut terutama disebabkan oleh absorpsinya pada hidroksiapatit dan salivary mucus.
4. Senyawa halogen.
Hipoklorit dan povidon-iodin adalah zat oksidasi dan
melepaskan ion halide.Walaupun murah dan efektif, zat ini dapat menyebabkan
karat pada logam dan cepat diinaktifkan oleh bahan organik (misalnya Chloros,
Domestos, dan Betadine).
5. Fenol
Larutan jernih, tidak mengiritasi kulit dan dapat digunakan untuk membersihkan alat yang terkontaminasi oleh karena tidak dapat dirusak oleh zat organik. Zat ini bersifat virusidal dan sporosidal yang lemah.Namun karena sebagian besar bakteri dapat dibunuh oleh zat ini, banyak digunakan di rumah sakit dan laboratorium.
Larutan jernih, tidak mengiritasi kulit dan dapat digunakan untuk membersihkan alat yang terkontaminasi oleh karena tidak dapat dirusak oleh zat organik. Zat ini bersifat virusidal dan sporosidal yang lemah.Namun karena sebagian besar bakteri dapat dibunuh oleh zat ini, banyak digunakan di rumah sakit dan laboratorium.
6. Klorsilenol
Klorsilenol merupakan larutan yang tidak mengiritasi dan banyak digunakan sebagai antiseptik, aktifitasnya rendah terhadap banyak bakteri dan penggunaannya terbatas sebagai desinfektan (misalnya Dettol).
Klorsilenol merupakan larutan yang tidak mengiritasi dan banyak digunakan sebagai antiseptik, aktifitasnya rendah terhadap banyak bakteri dan penggunaannya terbatas sebagai desinfektan (misalnya Dettol).
· Desinfeksi permukaan
Disinfektan dapat membunuh mikroorganisme patogen pada
benda mati. Disinfektan dibedakan menurut kemampuannya membunuh beberapa
kelompok mikroorganisme, disinfektan “tingkat tinggi” dapat membunuh virus
seperti virus influenza dan herpes, tetapi tidak dapat membunuh virus polio,
hepatitis B atau M. tuberculosis.
Untuk mendesinfeksi permukaan dapat dipakai salah satu
dari tiga desinfektan seperti iodophor, derivate fenol atau sodium hipokrit :
a. Iodophor dilarutkan menurut petunjuk
pabrik.Zat ini harus dilarutkan baru setiap hari dengan akuades.Dalam bentuk
larutan, desinfektan ini tetap efektif namun kurang efektif bagi kain atau
bahan plastik.
b. Derivat fenol (O-fenil fenol 9% dan
O-bensil-P klorofenol 1%) dilarutkan dengan perbandingan 1 : 32 dan larutan
tersebut tetap stabil untuk waktu 60 hari. Keuntungannya adalah “efek tinggal”
dan kurang menyebabkan perubahan warna pada instrumen atau permukaan keras.
c.
Sodium hipoklorit (bahan pemutih
pakaian) yang dilarutkan dengan perbandingan 1 : 10 hingga 1 : 100, harganya
murah dan sangat efektif. Harus hati-hati untuk beberapa jenis logam karena
bersifat korosif, terutama untuk aluminium.Kekurangannya yaitu menyebabkan
pemutihan pada pakaian dan menyebabkan baru ruangan seperti kolam renang.
Untuk mendesinfeksi permukaan, umumnya dapat dipakai satu
dari tiga desinfektan diatas.Tiap desinfektan tersebut memiliki efektifitas
“tingkat menengah” bila permukaan tersebut dibiarkan basah untuk waktu 10
menit.
·
Macam-Macam Desinfektan Dan Antiseptik dari sumber lain
1.Garam Logam Berat
Garam dari beberapa logam berat seperti air raksa dan
perak dalam jumlah yangkecil saja dapat membunuh bakteri, yang disebut
oligodinamik.Hal ini mudahsekali ditunjukkan dengan suatu eksperimen.Namun
garam dari logam berat itumudah merusak kulit, makan alat-alat yang terbuat
dari logam dan lagipula mahalharganya. Meskipun demikian, orang masih biasa
menggunakan merkuroklorida(sublimat) sebagai desinfektan. Hanya untuk tubuh
manusia lazimnya kita pakaimerkurokrom, metafen atau mertiolat.
2..Zat Perwarna
Zat perwarna tertentu untuk pewarnaan bakteri mempunyai
daya bakteriostatis.Daya kerja ini biasanya selektif terhadap bakteri gram
positif, walaupun beberapakhamir dan jamur telah dihambat atau dimatikan,
bergantung pada konsentrasi zatpewarna tersebut. Diperkirakan zat pewarna itu
berkombinasi dengan protein ataumengganggu mekanisme reproduksi sel. Selain
violet Kristal (bentuk kasar, violet gentian), zat pewarna lain yang digunakan
sebagai bakteriostatis adalah hijau malakhit dan hijau cemerlang.
3.Klor dan senyawa klor
Klor banyak digunakan untuk sterilisasi air
minum.persenyawaan klor dengankapur atau dengan natrium merupakan desinfektan
yang banyak dipakai untukmencuci alat-alat makan dan minum.
4.Fenol dan senyawa-senyawa lain yang
sejenis
Larutan fenol 2 – 4% berguna sebagai
desinfektan. Kresol atau kreolin lebih baikkhasiatnya daripada fenol. Lisol
ialah desinfektan yang berupa campuran sabundengan kresol; lisol lebih banyak
digunakan daripada desinfektan-desinfektanyang lain. Karbol ialah nama lain untuk
fenol. Seringkali orang mencampurkanbau-bauan yang sedap, sehingga desinfektan
menjadi menarik.
5.Kresol
Destilasi destruktif batu bara berakibat produksi bukan
saja fenol tetapi jugabeberapa senyawa yang dikenal sebagai kresol. Kresol
efektif sebagai bakterisida,dan kerjanya tidak banyak dirusak oleh adanya bahan
organic. Namun, agen inimenimbulkan iritasi (gangguan) pada jaringan hidup dan
oleh karena itudigunakan terutama sebagai disinfektan untuk benda mati. Satu
persen lisol(kresol dicampur dengan sabun) telah digunakan pada kulit, tetapi
konsentrasiyang lebih tinggi tidak dapat ditolerir.
6.Alkohol
Sementara etil alcohol mungkin yang paling biasa
digunakan, isoprofil dan benzylalcohol juga antiseptic.Benzyl alcohol biasa
digunakan terutama karena efekpreservatifnya (sebagai pengawet).
7.Formaldehida
Formaldehida adalah disinfektan yang baik apabila
digunakan sebagai gas.Agenini sangat efektif di daerah tertutup sebagai
bakterisida dan fungisida.Dalamlarutan cair sekitar 37%, formaldehida dikenal sebgai
formalin.
8.Etilen Oksida
Jika digunakan sebagi gas atau cairan, etilen oksida
merupakan agen pembunuhbakteri, spora, jamur dan virus yang sangat efektif.
Sifat penting yang membuatsenyawa ini menjadi germisida yang berharga adalah
kemampuannya untukmenembus ke dalam dan melalui pada dasarnya substansi yang
manapun yangtidak tertutup rapat-rapat. Misalnya agen ini telah digunakan
secara komersialuntuk mensterilkan tong-tong rempah- rempah tanpa membuka tong
tersebut.Agen ini hanya ditempatkan dalam aparatup seperti drum dan, setelah
sebagianbesar udaranya dikeluarkan dengan pompa vakum, dimasukkanlah etilen
oksida.
9.Hidogen Peroksida
Agen ini mempunyai sifat antseptiknya yang sedang, karena
kemampuannyamengoksidasi.Agen ini sangat tidak stabil tetapi sering digunakan
dalampembersihan luka, terutama luka yang dalam yang di dalamnya
kemungkinandimasuki organisme aerob.
·
Perbedaan Sterilisasi dan Desinfeksi
Steralisasi adalah suatu cara untuk membebaskan sesuatu
(alat, bahan, media, dan lain-lain) dari mikroorganisme yang tidak diharapkan
kehadirannya baik yang patogen maupun yang a patogen. Atau bisa juga dikatakan
sebagai proses untuk membebaskan suatu benda dari semua mikroorganisme, baik
bentuk vegetative maupun bentuk spora.
Sedangkan desinfeksi adalah, membunuh mikroorganisme penyebab
penyakit dengan bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi
kemungkinan terjadi infeksi dengan jalam membunuh mikroorganisme patogen.
Dari kedua pengertian di atas bisa kita
simpulkan, jika sterilisasi dan desinfeksi memiliki perbedaan yang khas,
walaupun tetap memiliki tujuan yang sama. Namun sterilisasi memiliki guna
yang lebih besar, dan desinfeksi secara khusus membunuh kuman penyebab
penyakit.
·
Aplikasi Sterilisasi Dan Desinfeksi Dalam Keseharian
Dunia Kesehatan Dan Keperawatan
Sterilisasi merupakan upaya pembunuhan atau penghancuran
semua bentuk kehidupan mikrobayang dilakukan dirumah sakit melalui proses fisik
maupun kimiawi. Sterilisasi juga dikatakan sebagai tindakan untuk membunuh
kuman pathogen atau apatogen beserta spora yang terdapat pada alat perawatan
atau kedokteran dengan cara merebus, stoom, menggunakan panas tinggi, atau
bahan kimia. Jenis sterilisasi antara lain sterilisasi cepat, sterilisasi panas
kering, sterilisasi gas (formalin, H2O2).
Teknik steril biasanya di gunakan dalam ruangan operasi
dan ruang bersalin, selain menggunakan teknik steril pada tempaat tidur pasien
untuk prosedur invasive sepeti:
a. Mengisap jalan napas pasien
b. Memasukkan kateter urinarius
c. Mengganti balutan luka
Daerah steril biasanya dibatasi engan duk steril atau
lapisan tebal kertas berlilin atau kemasan terbuka tempat bahan-bahan steri
dikemas.
Banyak rumah sakit mempunyai pusat penyedian, yaitu
tempat kebanyakan peralatan dan suplai dibersihkan serta desterilkan.Hasil
prose ini dimonitor oleh laboratorium mirobiologi secara teratur.
Kecenderungan di rumah sakit untuk menggunakan alat-alat
serta bahan yang dijual dalam keadaan steril dan sekali pakai, seperti alat
suntik, jarum, srung tangan dan masker, tidak saja mengurangi waktu yang
diperlukan untuk membersihkan, menyiapkan, serta mensterilkan peralatan, tetapi
juga mengurangi pemindah sebaran patogen melalui infeksi silang.
d. Sanitasi lingkungan rumah sakit
Tujuan sanitasi lingkungan ialah membunuh atau
menyingkirkan pencemaran oleh mikrobe dari permukaan.Untuk mengevaluasi
prosedur dan cara-cara untuk mengurangi pencemaran, dilakukan pengambilan
contoh mikroorganisme sewaktu-waktu dari permukaan.Pinggan-pinggan petri yang
menunjukan adanya pertumbuhan mikrobe sebelum dan sesudah pembersihan merupakan
alat pengajar yang meyakinkan untuk melatih para petugas yang baru.
Pengurangan kontaminasi oleh mikroba paling baik dicapai
dengan kombinasu pergeseran dan penggsokan, serta air dan deterjen. Ini sudah
cukup, kecuali bila spencemrannya hebat, maka perlu digunakan desinfektan.Agar
efektif, desinfektan digunakan dalam konsentrasi yang cukup selama waktu
tertentu.Penggunaan desinfektan, misalnya, membantu menjaga air untuk mengepel
agar tidak tercemar.Kain pel harus di cuci dan di keringkan baik-baik setiap
hari untuk mengurangi pencemaran. Seember larutan dan kain pel basah sering
kali di gunakan untuk membersihkan permukaan benda lain selain lantai. Bila larutan
yang sam dipakai seharian, maka dapat mengakibatkan pencemaran oleh mikrobe
yang lebih parah dibandingkan sebelum di bersihkan.
Dengan keadaan yang bersih di rumah sakit maka keadaan
asepsis lebih mudah dicapai.
e. Universal Precaution
Pengendalian infeksi untuk penyakit-penyakit yang menular
malalui darah .Berlaku universal ,tidak memandang apa atau siapa yang dirawat,
tahu ataupun tidak tahu status infeksinya. Setiap tenaga medis harus menyadari
bahwa semua pasien berpotensi menularkan berbagai penyakit.
f. Cuci Tangan
Pencegahan infeksi yang paling penting Harus merupakan
kebiasaan yang mendarah daging bagi tenaga kesehatan Harus selalu dilakukan
sebelum dan sesudah melakukan tindakan keperawatan walaupun memakai sarung
tangan atau yang lainya (cuci tangan tidak bisa digantikan dengan sarung
tangan).
Selain itu selalu gunakan alat pelindungan diri secara
lengkap ketika melakukan prosedur invasive, ataupun bedah. Seperti:
1. Gown/barakschort :
2. Masker :
3. Sarung Tangan
4. Kaca mata pelindung/goggles
g. Pengolaan Sampah Medis Dan Air Limbah
Perlu diatur sedemikian rupa agar alat atau ruang tetap
bersih atau steril,tidak berdekatan dengan limbah atau sampah medis. Membakar
sampah medis sampai menjadi arang.
h. Sterilisasi Dan Desinfeksi Alat-Alat
Medis
1) Desinfekatan :
a) Aseptik/Asepsis
Suatu istilah umum yg digunakan untuk menggambarkan upaya
kombinasi untuk mencegah masuknya mikroorganisem ke dalam area tubuh manapun yg
sering menyebabkan infeksi.
Tujuannya untuk mengurangi jumlah mikroorganisme baik pada permukaan hidup maupun benda mati agar alat-alat kesehatan dapat
dengan aman digunakan.
b) Antisepsis
Proses menurunkan jumlah mikroorganisme pada kulit,
selaput lendir atau bagian tubuh lainnya dengan menggunakan bahan antimikrobial
(antiseptik)
c) Desinfeksi Tingkat Tinggi (DTT).
Proses yg menghilangkan semua mikroorganisme kecuali
beberapa endospora bakteri pada benda mati dengan merebus, mengukus atau
penggunaan desinfektan kimia
2) Sterilisasi :
Upaya pembunuhan atau penghancuran semua bentuk
kehidupan mikroba yg dilakukan di RS melalui proses fisik maupun kimiawi.
Proses yang menghilangkan semua mikroorganisem (bakteri,
virus, fungi dan parasit) termasuk endospora bakteri pada benda mati dengan uap
air panas tekanan tinggi (otoclaf), panas kering (oven), sterilan kimia atau
radiasi.
a) Pemprosesan Alat
b) Dekontaminasi
Proses yg membuat benda mati lebih aman ditangani staff
sebelum dibersihkan. Tujuan dari tindakan ini dilakukan agar benda mati dapat
ditangani oleh petugas kesehatan secara aman, terutama petugas pembersih medis
sebelum pencucian berlangsung.
c) Pencucian/ bilas
Proses yg secara fisik membuang semua debu yg tampak,
kotoran, darah, atau cairan tubuh lainnya dari benda mati ataupun membuang
sejumlah mikroorganisme untuk mengurangi resiko bagi mereka yg menangani objek
tersebut. Prosesnya terdiri dari mencuci sepenuhnya dengan sabun atau detergen
dan air, membilas dengan air bersih dan mengeringkannya.
d) Sterilisasi/DTT.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.Sterilisasi yaitu proses atau kegiatan membebaskan suatu bahan atau benda
dari semua bentuk kehidupan.Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme penyebab
penyakit dengan bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi
kemungkinan terjadi infeksi dengan jalam membunuh mikroorganisme patogen.
2.beberapa tujuan sterilisasi dan desinfeksi: Mencegah terjadinya infeksi
Mencegah makanan menjadi rusak Mencegah kontaminasi mikroorganisme dalam
industri Mencegah kontaminasi terhadap bahan- bahan yg dipakai dalam melakukan
biakan murni.
3.sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik dan
kimiawi. Adapun desinfeksi dapat dipakai salah satu dari tiga desinfektan seperti
iodophor, derifat fenol atau sodium hipokrit.
B. Saran
2. Sterilisasi apabila dilakukan secara baik dan sempurna
makan akan menjamin keselamatan kerja dan berkurangnya resiko terpapar
mikroorganisme. Dan dapat juga dilakukan untuk mencegah ataupun mengendalikan
infeksi.
3. Semoga tulisan kami ini dapat dijadikan sebagai salah
satu referensi dalam proses pembelajaran mata kuliah mikrobiologi dan
parasitologi.
Daftar
Pustaka
Dr. jan Tambayong; Mikrobiologi untuk keperawatan
Mikrobiologi kedokteran, Bina Rupa Aksara, Jakarta, FKUI
1994
Jawetz, J. Melnick, EA, Adeberg (1986), Mikrobiologi Untuk
Profesi Kesehatan, EGC, Jakarta.
Azis, alimul H.2006.Pengantar
Kebutuhan Dasar
Manusia.Jakarta:Salemba Medika
Ester, Monica.2005.Pedoman
Perawatan Pasien.Jakarta:EG